Felani Galih Prabawa

17 Desember 2014

Puisi Kematian

20.13 Posted by Felani Galih Prabawa 3 comments
Ini adalah puisi kematian.
Puisi kematian ini aku tulis untuk diriku sendiri.
Untuk aku yang saat ini menyayatkan pedang di leherku.
Aku merasa iri tak bisa diterima oleh peradaban dan hanya berkawan sepi.
Aku bosan dan aku tulis puisi tentang kematian sebab ku muak dengan cinta.

Ini adalah puisi kematian
Puisi kematian ini aku tulis untuk diriku sendiri,
Untuk aku yang berani mematikan rasa ketika berada di depanmu.
Aku paksa mataku untuk tidak menangis atau bahkan berkedip.
Aku tolak hatiku yang selalu ingin keberadaan kau disini.

Ini adalah puisi kematian.
Puisi kematian ini aku tulis untuk diriku sendiri.
Untuk aku yang berani membunuh mimpi dan harapan.
Aku buat kau diam dengan segala tingkah laku ini.
Aku bertindak bodoh dan layak untuk mati.
Ini adalah puisi tentang kematian
Puisi kematian ini aku tulis untuk diriku sendiri.
Untuk aku yang saat ini menghunuskan belati ke tubuhku.
Aku benci ketika harus terus memikirkanmu.
Aku menyerah karena ini bukan yang aku mau.

Dengar, ini adalah puisi kematian dan aku persembahkan untukmu.
Demi pedang dan belati yang saat ini telah merobek urat-uratku
Demi kau yang saat ini telah aku memikirkannya.
Puisi ini akan menghantarkan pada kematian itu.
Sebab ini adalah puisi kematian.
Puisi kematian ini untuk kamu yang tersayang.

3 komentar:

  1. yang telah menjadi semangat dalam hidupku ini dan Lingga Ramadhani yang senantiasa mengingatkanku agar tetap berada dalam jalan yang semestinya...

    BalasHapus

Thanks you, visitors.